Anugrah Yang Tak Terduga

Sepenggal cerita dari perjalanan hidup seorang mahasiswa perantaun dari seberang lautan.
Mungkin juga cerita yang membosankan dan menjemukan.

Cila, begitu dia dipanggil. Seorang gadis belia asal kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Nama lengkapnya adalah Ndaru Dian Darmawanti. Kami kuliah satu kelas di Statistika Undip angkatan 2010.
PORS, merupakan agenda tahunan Statistika Undip, dimana terdapat berbagai macam cabang perlombaan olahraga. Dari situlah kami mulai mengenal lebih dekat, karena terlalu sering bareng yang dulunya hampir hanya kenal nama, berubah menjadi mengenal lebih dekat. Pembuatan dekorasi serta pendokumentasian acara, sebuah proses dimana kita saling dekat.

Setelah pagelaran PORS selesai, waktunya untuk liburan. Tapi aku pulang telat karena waktu itu ada proker dari Dept 5 Himasta yaitu Statistics Go To School yang mengharuskan penyelenggaraannya pada awal liburan.

Waktu di sebuah SMA (lupa SMA berapa), aku dan agung sedang membantu meminjam perlatan dari ruang TU, masih ingat betul waktu itu ketika berjalan di lorong, tiba-tiba HP ku pun bergetar, pertanda ada sms. Nomor tanpa nama pun sms dengan isinya pamit untuk pulang, betapa bingungnya aku. Aku pun tanya ke agung.

Aku : Gung ini nomor siapa ya??? (sambil memberitahukan nomornya)
Agung : Owh... Ini nomornya cila...
Aku : Ha??? Kaget bukan kepalang (sambil kepedean)

Eh ternyata usut demi usut, itu sms jarkom yang di kirim ke temen-temen dekat dan temen kostnya. Wah, padahal sudah kepedean hampir terbang.

Itu sms pertama yang mungkin menjadi tanda. Setelah sms pertama itu pun, aku jadi mulai berani untuk sms dia, walaupun sms yang kurang penting sekalipun.

Datang juga waktuku untuk pulang kampung, melepas semua kangen di hati dengan orang tuaku. Saat itu pun aku juga mengirim sms pamit untuk teman-teman terdekatku, dia termasuk. Eh, betapa girangnya aku ketika di balas "Iya ati2 dijalan, kalo dah nyampe rumah sms ya" walaupun sebenernya itu balasan sms umumnya tapi cukup membuatku kepedean (lagi).

Singkat cerita ketika aku udah sampai di rumah, langsung tak bales sms nya, sejak saat itu pun kita jadi sering berkomunikasi.

Dan singkat cerita lagi ketika sudah sampai di Semarang (lagi), dia pun yang aku nanti.
Salam Laos, tempat makan pertama yang kami kunjungi di Tembalang. Cerita demi cerita pun berjalan.

Satu tempat lagi yang bersejarah (lebay). Tempat tongkrongan di Tanjakan Gombel (lupa apa namanya). Disanalah Janji kita terucap (ahahahaahahaha). Tahu kan maksudnya.

Sejak hadirnya dia di hidupku, hidupku pun terasa berbeda, dari segi istirahat, keluyuran, dan segala jenisnya jadi ada yang "ngawasin dan ngontrol". Dari situlah aku merasa hanya dia, dia yang bisa.
Sebuah anugrah yang tak terduga, yang sudah merubah segalanya bagiku.

Sedah hampir menginjak bulan ke 5, dan semoga dapat bertahan untuk bulan-bulan berikutnya.


Selesai sudah cerita ini dibuat, keraguan dan kebimbangan saat pembuatan cerita ini mungkin akan terlampir secara tersirat dalam cerita.